Adalah kenyataan bahwa semua ciptaan Gusti Allah di muka bumi selalu bergerak. Bumi, matahari, bulan, bintang dan semua tata surya berotasi tiada henti. Sekali terhenti akan terjadi kerusakan dan bencana hebat. Bahkan air dan udara pun demikian. Bayangkan jika air dibiarkan diam begitu saja. Ia akan terus menggenang, tanpa aliran, dan lama-lama akan menjadi sarang penyakit. Udara, jika dibiarkan berhenti, tidak berhembus kemana-mana, ia akan menimbulkan kepengapan luar biasa.
Hukum Tuhan terhadap alam semesta ini sebenarnya juga berlaku pada diri manusia. Bayangkan jika setiap hari kita hanya berdiam diri dan tidak melakukan aktivitas apapun, dapat dipastikan kesehatan kita akan terganggu. Demikian pula halnya dengan pikiran. Membiarkan otak berhenti berpikir juga akan membuat pikiran kita terganggu. Pikiran akan sulit berpikir logis dan sistematis. Bahkan, orang-orang yang pada usia lanjutnya menjadi pikun tidak lebih disebabkan karena kurang terbiasanya menggunakan pikiran pada usia muda.
Sama halnya jika kita ingin menggapai tujuan, tentunya kita harus segera bergerak. Jika kita telah menetapkan tujuan, tentu kita akan berusaha mengejarnya. Tak peduli seberapa lambat pergerakan kita atau seberapa jauh kita maju menuju tujuan tersebut.
Disadari atau tidak, kita semua sebenarnya terus bergerak dan berubah walau diinginkan atau tidak diinginkan sekalipun. Kita tidak mungkin menjadi sosok yang sama dengan ketika kita baru saja dilahirkan atau semasa kanak-kanak. Secara fisik, hal ini terlihat jelas. Secara pengetahuan, akan terlihat berbeda ketika kita mulai mendapatkan ilmu baru dari dunia pendidikan. Demikian halnya dengan mental dan karakter, sebagai manusia normal yang terus berkembang.
Seiring masa, mental kita juga semakin maju menjadi jawara karena tempaan masalah yang telah dihadapi. Sejatinya kita justru banyak belajar dari problem yang menimpa kita. Begitulah mustinya sifat dasar manusia, ia selalu mampu belajar dari kesalahan & kejatuhan.
Dalam mengejar tujuan pasti banyak hambatan yang menghadang. Itu biasa. Sebagian bisa kita lewati, suatu waktu kita akan mengalami jalan buntu. Saat itulah ujian mulai berlangsung. Kekuatan mental jawara terus diuji. Eloknya, senantiasa ada jalan lain terbuka jika kita bersedia memaknai yang terjadi. Jika tidak patah semangat, selalu ada pintu lain yang terbuka. Namun, seringkali kita hanya menyesali pintu atau jalan yang tertutup tadi tanpa menyadari ada pintu lain yang lebih lebar terbuka untuk kita. Sekali lagi, yang perlu kita lakukan adalah memaknai tiap peristiwa yang terjadi. Selebihnya, hanyalah terus bergerak maju.
No comments:
Post a Comment