Seringkali kita
mendengar kegagalan dalam berbisnis. Ada yang
awalnya cemerlang berkarir tetapi kemudian redup karena adanya problem
keluarga. Ada yang saya temui, populer di masyarakat namun kurang dihargai
dalam keluarga. Hal ini merupakan keberhasilan artifisial. Merasa sukses,
tetapi gagal. Merasa terpuji tetapi kurang berharga. Bahkan merasa cerdas
padahal bingung… :)
Kemauan Untuk Terus Belajar
Sikap belajar harus terus tertanam dalam diri. Kita tidak perlu gengsi terhadap siapapun jika mau belajar. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari hidup ini. Salah satunya kita bisa belajar dari orang-orang di sekeliling. Kecerdasan mendengarkan adalah salah satu modalnya. Bahkan kepada yang lebih muda pun saya senantiasa siap sediakan telinga untuk mendengar belajar dari mereka.
Di komunitas bisnis dan persaudaraan yang saya bangun, Jaringan RumahUSAHA (JRU), saya dan dulur-dulur senantiasa belajar dari banyak hal. Rekan yang lebih dulu membangun bisnis membagikan pengalaman kepada para entrepreneur yang lebih muda. Sebaliknya, mereka yang lebih dulu berbisnis dan telah sukses tersebut juga belajar dari semangat anak-anak muda. Program saling belajar ini, kerap kami sebut dengan Program Belajar-Mengajar.
Di komunitas bisnis dan persaudaraan yang saya bangun, Jaringan RumahUSAHA (JRU), saya dan dulur-dulur senantiasa belajar dari banyak hal. Rekan yang lebih dulu membangun bisnis membagikan pengalaman kepada para entrepreneur yang lebih muda. Sebaliknya, mereka yang lebih dulu berbisnis dan telah sukses tersebut juga belajar dari semangat anak-anak muda. Program saling belajar ini, kerap kami sebut dengan Program Belajar-Mengajar.
Belajar Menikmati Kesulitan & Derita
Dalam hidup, tiap manusia pasti pernah mengalami kesulitan. Saat dimana ia berada di bawah. Suatu peristiwa yang dianggap sebagai kesulitan oleh seseorang, belum tentu penderitaan bagi orang lain.
Menghadapi derita umumnya manusia akan memilih mundur. Bagi yang bersedia belajar menikmati derita hadiahnya tahan derita. Dijanjikan atasnya kebaikan yang tidak terkira. Hanya orang-orang bermental jawaralah yang bersedia memasukinya.
Menghadapi derita umumnya manusia akan memilih mundur. Bagi yang bersedia belajar menikmati derita hadiahnya tahan derita. Dijanjikan atasnya kebaikan yang tidak terkira. Hanya orang-orang bermental jawaralah yang bersedia memasukinya.
Memaknai Tiap Gerakan
Banyak
orang mengeluh dan merasa bahwa hidupnya tak lebih dari sebuah gangsing yang
terus berputar namun tak menemukan arah mana yang akan dituju. Tujuan yang
seharusnya mereka raih tidak sepenuhnya berada di genggaman. Sebagian yang lain
justru merasa bahwa setiap hari terasa begitu cepat tanpa ada suatu hal baru
yang bisa diperoleh. Banyak orang juga merasa bahwa aktivitas semakin menyita
mereka ke dalam kubangan kesibukan. Padatnya rutinitas membuat kita tak sempat
menyadari betapa berharganya setiap jam yang telah terlewat.
Dapur Rumah Kami
Dapur rumah merupakan
salah satu ruangan terpenting dan umumnya bersifat privat. Di dapur itulah
anggota keluarga melakukan kegiatan mengolah, memasak, hingga menyantap
makanan. Semua kegiatan mengolah dan masak-memasak ini tentu bukan kegiatan
yang seharusnya dilihat oleh tamu atau orang lain yang bukan anggota keluarga.
Tetapi tidak untuk keluarga kami. Kami sekeluarga justru membuat dapur rumah kami menjadi tempat yang bukan privasi lagi. Siapapun boleh menengoknya. Bahkan ketika ada seorang teman atau tamu yang datang ke kediaman kami pun, kami mengajak mereka untuk berbincang di dapur saja. Dari sekian banyak tamu dan teman pun, justru lebih banyak yang saya sambut di dapur dibandingkan di ruang tamu.
Tetapi tidak untuk keluarga kami. Kami sekeluarga justru membuat dapur rumah kami menjadi tempat yang bukan privasi lagi. Siapapun boleh menengoknya. Bahkan ketika ada seorang teman atau tamu yang datang ke kediaman kami pun, kami mengajak mereka untuk berbincang di dapur saja. Dari sekian banyak tamu dan teman pun, justru lebih banyak yang saya sambut di dapur dibandingkan di ruang tamu.
Membangun Keluarga Komunal
Keluarga merupakan pranata sosial pertama dan utama. Tak dapat dipungkiri keluarga miliki arti strategis dalam mengisi dan membekali nilai-nilai kehidupan. Rumah juga tak hanya dimaknai secara fisik, namun juga filosofis dalam membangun kepribadian keluarga itu sendiri.
Untuk ukuran sebuah keluarga, barangkali yang saya & Ririn Narulita, istri saya, bangun diluar kebiasaan semestinya bagaimana sebuah keluarga dibangun. Saya dan keluarga saya mengambil keputusan yang sangat beresiko dengan membuat keluarga kami sebagai keluarga komunal.
Untuk ukuran sebuah keluarga, barangkali yang saya & Ririn Narulita, istri saya, bangun diluar kebiasaan semestinya bagaimana sebuah keluarga dibangun. Saya dan keluarga saya mengambil keputusan yang sangat beresiko dengan membuat keluarga kami sebagai keluarga komunal.
Menulis untuk bersenang-senang
Menulis, bagi saya adalah menuangkan apa yang ada di ‘dalam’. Ia kerap berkelebat di pikiran. Adakalanya ia hadir berupa kilatan-kilatan peristiwa ke dalam sebuah rangkaian visual. Rupanya dengan menulislah, salah satunya - saya bisa memahami apa yang ada di dalam nalar pikiran dan batin ini.
Sederhananya, saya menulis untuk bersenang-senang. Sekali saat untuk melepaskan kegelisahan. Lewat menulis ternyata saya kerap merasakan kegelisahan saya mampu terlepaskan. Sesaat setelah rampung menulis, perasaan seperti rasa riang, rileks selalu hadir..
Sederhananya, saya menulis untuk bersenang-senang. Sekali saat untuk melepaskan kegelisahan. Lewat menulis ternyata saya kerap merasakan kegelisahan saya mampu terlepaskan. Sesaat setelah rampung menulis, perasaan seperti rasa riang, rileks selalu hadir..
Subscribe to:
Posts (Atom)